Sebelum baca ini, ada baiknya kalian membaca dulu post dari
temanku ini. Dialah yang menginspirasiku untuk membuat tulisan ini. Aku Cuma
sedikit menambahkan. Kenapa kutulis kembali di blogku? Aku menuliskan ini agar
lebih banyak lagi orang menyerukan untuk berbuat jujur.malah kuharap artikel
kejujuran ini menjadi berantai, ditulis oleh semua blogger Indonesia.
korupsi? Ketika pertama kali mendengar kata itu, apa yang
kalian pikirkan? Aku punya sedikit opini tentang kata itu. Opini yang kupikir
cukup menarik untuk ku masukkan ke dalam blogku.
Kita memang nggak bisa memungkiri kalau korupsi sudah
semakin merajalela, bukan hanya di pemerintahan.tapi di semua tempat di
Indonesia ini. Siapa saja, memberlakukan korupsi di dalam kehidupan mereka,
kita semua tahu itu. Aku pun nggak memungkiri kalau diriku sendiri menerapkan
beberapa konsep korupsi di dalam kehidupanku. Ya aku akui generasi muda kita
ini memang salah. Tapi apa bisa sepenuhnya kita menyalahkan generasi muda ini?
Tidak. Generasi sebelum ini juga turut andil untuk menciptakan negeri yang kaya
akan “koruptor” ini.
Tentu kepribadian negri ini tidak langsung terbentuk begitu
saja dalam beberapa tahun kan..? ini terjadi selama berpuluh-puluh
tahun.pelan-pelan, sedikit demi sedikit, menjadi sebuah kebiasaan yang
lama-lama dianggap wajar saja di dalam lingkungan ini.khususnya lingkungan
‘rakyat’. Yah, memang benar, ibumu tidak akan meminta sisa uang 1000 yang kau tidak
kembalikan ketika kau diminta ibumu membeli gula. Tapi, secara gak langsung
ibumu yang bermaksud baik itu jadi mendidikmu untuk mulai korupsi dari sejak
kau kecil.
Lalu, ketika kau naik ke jenjang SD. Kau mulai belajar
mencontek oleh teman-temanmu. Semua terasa biasa karna semua orang melakukan
itu. Kita telah mendapat pendidikan mencontek sejak kecil,melalui media massa.
Kau menerapkan apa yang kau lihat di tv ke sekolah. Mencontek. Dan gurumu yang
melihat pun diam saja. “masih anak-anak.belum ngerti” katanya. Itu berlanjut
sampai ke kelas 6 sd.
Ujian nasional.semuanya mendukung untuk membawa kopekan.
Orang tuamu, gurumu,saudaramu,teman-temanmu. Kau pun membawa banyak kopekan.dan
kau lulus dengan nilai memuaskan. Menyenangkan,bukan? Iya menyenangkan, tapi
secara gak sadar, kau telah menumbuhkan bibit yang akhirnya bisa menjadi
korupsi.kau belajar untuk tidak jujur, dan akhirnya? Kau akan tidak jujur
seumur hidumu. Kejujuran malah akan terasa aneh.bagimu dan orang-orang
disekitarmu.
Suatu hari, akhirnya dia menjadi seorang pengangguran. Karna
kau selalu mengikuti orang lain, dan selalu mengambil apa yang sebenarnya bukan
hak milikmu. Kau benci semua orang.suatu hari, seorang pejabat terbukti
korupsi.kau semakin marah. Kenapa dia di berikan fasilitas? koruptor itu!? Kau
mengatakannya koruptor karna pengaruh media massa, tentu.
Lalu, setelah itu, apa yang terjadi? “koruptor transparan”
itu pun berdemokrasi, seolah dia yang paling suci, menuntut pemerintah untuk
tidak ini-itu, memaki-maki. Setelah itu? Dia melakukan korupsi kembali.
Aku yakin, setiap kita semua melakukan korupsi, pasti kita
berpikir “ini memang hakku,aku sudah bekerja keras.aku pantas menerima ini”.
Mudahnya, begini saja.misalnya kau adalah seorang Guru.lalu kau
di pilih oleh pihak sekolah untuk menjadi panitia di sebuah acara di sekolah.
Panitia itu tidak menerima upah,benar kan? Lalu suatu waktu kau dipercaya untuk
memegang uang keperluan acara itu. Acara pun selesai. Ada Rp.300.000 uang yang
tersisa. Lalu apa yang terjadi? Tentu saja uangnya dibagi-bagi,kan? Tapi,
sebelum uang itu dibagi, kau telah mengambil Rp.50.000 untuk anda, dan
memberikan sisanya untuk dibagi-bagi dan meminta juga bagian anda.
Sama seperti para pejabat itu. Dia merasa itu haknya. Dia
hanya mengambil “sedikit” Dan dia memang berhak karna dia sudah bekerja keras.
Tapi bukan berarti aku membenarkan hal itu. Itu tetap salah, bagaimanapun.
Inti dari artikel ini,adalah korupsi itu adalah buah dari
ketidakjujuran. Dan ketidakjujuran itu mau tak mau, suka tak suka telah
diterima dengan sangat baik dan malah dijadikan standar berprilaku di
masyarakat.
Pernah salah satu temanku mengatakan “aku nggak suka orang
sok jujur, sok baik. Munafiq dia.gak ada loh orang yang jujur kali. Dan jujur
kali pun gak bagus juga.” Kenapa jujur itu menjadi tidak “bagus?”. Jujur itu
memang tidak bagus pada awalnya, tapi kalau kita sudah terbiasa, itu akan
menjadi mudah di tengah dan di akhir. Bahkan mungkin kau akan menjadi orang
yang dipercaya, dan yang terpenting, memajukan negeri kaya koruptor kita ini.
“ah.taroklah(misalnya) kita udah jadi orang jujur. Kau yakin
orang lain bisa jujur juga? Sama aja kalo Cuma kita yang jujur”. Itulah kenapa
kita punya Nabi. Allah kan sengaja kasih Nabi ke kita supaya dia bisa kita
jadikan panutan,suri tauladan kita. Hilangkan sekali-sekali rasa malasmu,
bacalah sejarah Nabi Muhammad. Lihatlah caranya menyebarkan islam. Nggak kayak
mie instan yang langsung jadi. Dia memulai dari orang-orang terdekatnya, lalu
siapapun yang ditemuinya, lalu membentuk kelompok kecil yang perlahan semakin
banyak. Lalu? Jadilah Islam yang sekarang bisa kita lihat. Dengan bermilyar
umatnya.
Kebaikan itu, walau butuh waktu lama untuk menyebarkannya,
tapi hasilnya itu bisa hebat.mulailah dari diri sendiri untuk belajar jujur,
dan kemudian orang lain.pasti Indonesia kita ini bakal jadi “lebih” dari ini.
UFO,ulfah
oktarida,Si pengubah dunia
26,februari
2013