Rabu, 15 Oktober 2014

Road to 17th: Who am I?



Seringkali, ketika baru terbangun dari tidur, aku berpikir “ulfa, ternyata kamu masih biasa saja.” kadang aku berharap terbangun dan mendapati bahwa aku sudah jadi Ulfa seperti yang selama ini aku bayangkan. Tapi kenyataan ya tetap kenyataan, kelihatannya suksesku masih tertunda.




dulu mungkin mimpiku tidak sesuai dengan kemampuanku, makanya aku tidak bisa mewujudkan itu. sekarang, setelah aku mengalami semua kesulitan ini, cita-citaku jadi lebih jelas. Aku ingin dikenal banyak orang dengan menjadi seorang backpacker. Kalau bisa, aku pengen lebih meng-eksplor negeri Indonesia ini dan menuliskannya di blog ini ataupun sebuah buku. Berpetualang mengelilingi Indonesia, melihat keindahannya, dan melihat bagaimana sebenarnya keadaan di Indonesiaku ini. aku juga akan mendaki gunung-gunung. Dengan begitu, aku bisa bebas, belajar bersyukur setiap hari, dan melakukan hal yang aku senangi. lalu, aku akan mengumpulkan uang dari hasil menulisku itu untuk membangun pesantren seperti yang kuimpikan. nggak perlu terlalu besar tempatnya, yang penting pesantren itu besar manfaatnya.



Selanjutnya untuk diriku sendiri, aku ingin jadi orang yang lebih teliti. Jadi orang yang tegas, dan juga jadi orang yang merdeka. Aku ingin bebas melakukan apa yang aku suka. aku ingin selalu bersyukur atas apa yang aku dapatkan. Aku juga ingin dapat berteman dengan banyak orang tanpa peduli kekurangannya maupun kekuranganku. Aku ingin jadi orang yang ramah tapi tidak diremehkan orang maupun tidak meremehkan orang lain. Aku ingin tidak mudah lupa dengan orang-orang yang baik kepadaku.



Aku tak ingin lagi terus-menerus mengeluh. Aku ingin jadi orang yang selalu bahagia dan tidak punya musuh. Aku tak mau lagi terpuruk, aku ingin jadi orang yang apa-adanya. Aku sadar, semenjak tahun keduaku di SMA ini kumulai, hidupku menjadi sangat tidak jelas dan tidak teratur. Aku banyak membuat keputusan yang salah dan juga aku banyak menghabiskan waktu dengan mengeluh. Kegiatan yang kulakukan juga banyak yang tidak bermanfaat dan aku banyak membuang-buang waktu dengan sesuatu yang kadang tidak berguna. Aku tak ingin lagi mengalami semua itu. aku ingin waktu-waktuku ini kumanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Masa muda tak datang 2 kali, dan aku harus melakukan kebaikan sebanyak-banyaknya baik untuk diriku dan orang lain. Aku harus selalu bahagia. Buat apa membuang-buang waktu dengan terus bersedih dan menyesali yang telah terjadi? Pokoknya aku tak ingin hidup monoton lagi. bismillah. Aku bisa!!



Penasaran? Lanjut.. »»  

Senin, 13 Oktober 2014

Road to 17th: Sorry.



Nggak terasa, waktu terus berlari meninggalkanku di belakangnya. Sekarang, tinggal menghitung hari sampai akhirnya aku resmi dikatakan orang dewasa. Yang berarti aku dianggap pemikirannya sudah matang dan juga sudah mampu untuk memutuskan mana yang baik atau buruk. Perasaanku? Campur aduk. Senang, lebih banyak cemasnya. Bahkan kerap kali aku terbangun di tengah malam, memikirkan diriku yang sampai sekarang belum jadi apa-apa.

Lebih banyak lagi perasaan menyesal yang datang di setiap hariku, walaupun aku sudah mencoba untuk mengikhlaskan semuanya. Menyesal karna aku belum mampu melakukan apapun dan menyesal karna telah kehilangan banyak hal baik dalam hidupku.  Kadang aku ingin berteriak dan menangis seperti anak kecil. “Kembalikan semua yang dulu ada padaku! Kembalikan!” aku sangat ingin mengucapkan itu, tapi aku tahu pasti, hidup tetap terus berjalan baik aku suka maupun tidak, dan masalah akan selalu ada dalam hidup.

Aku menyesal telah kehilangan teman-teman liqo’ku. Sekarang aku sudah tidak terlalu akrab lagi dengan mereka. Padahal aku tahu, mereka sahabat yang kudapatkan di SMA ini. mereka selalu menerimaku, apapun keadaanku. Baik saat susah maupun senang, selalu tetap tersenyum walau sebesar apapun kesalahanku.

Aku menyesal meninggalkan beban yang berat untuk adik-adikku di ekskul IT. Aku sudah jadi seorang kakak yang tidak bertanggung jawab. Meninggalkan mereka di awang-awang, dan fokus pada diriku sendiri. Tidak memberi contoh apapun dan Membiarkan mereka memegang tanggung jawab yang besar tanpa tahu tugas mereka yang sebenarnya.

Aku menyesal membuat banyak kerjaan untuk guru-guruku akibat nilaiku yang sangat parah. Aku menyesal menambah beban mereka. Aku menyesal tak dapat jadi murid yang pintar. Aku malah terseok-seok. Aku sudah berusaha, aku berlari sampai terluka kakiku dan aku terjatuh, sementara temanku yang lain sudah lari sangat jauh. Aku menyesal tak dapat ikut berlomba seperti teman-temanku. Aku menyesal membuat guruku kecewa. Terlebih satu guru, yang aku rasa akan aku ingat seumur hidupku. Dia mengatakan padaku untuk tak berputus asa meski aku menyusahkan dia, membuat kerjaanya bertambah. Dia kelihatan tak keberatan, padahal semua guru menekanku. Dia tetap tersenyum. Aku menyesal tidak berusaha lebih keras.



Aku juga telah meninggalkan adik-adikku di Alfaris yang harusnya sekarang dalam kondisi genting dan harusnya butuh bimbingan dan semangat dariku.



Aku juga, baru saja tadi, menyakiti hati temanku walaupun aku tak bermaksud melakukannya. Aku membentak mereka karna mereka masuk seenaknya dan membuat keributan saat kami sedang melaksanakan Try Out di bimbel. Aku tak menyesal karna menegur mereka tapi aku menyesal karna telah menyakiti hati temanku. Dan aku khawatir, ini menimbulkan dendam yang tak pernah berakhir. Padahal, di akhir masa SMA ku ini sebenarnya aku ingin menciptakan kenangan indah untuk kuingat, bukannya kenangan buruk atau malah membuat temanku sakit hati karnaku.



Aku juga sangat menyesal untuk segala kata-kataku yang terkadang menyakiti perasaan ke-4 sahabatku. Aku sangat menyesal, aku terkadang mengucapkan kata-kata yang membuat mereka terdiam. Aku tak bermaksud. Aku tak mau menyakiti hati mereka. Aku menyesal. Padahal mereka sahabatku sejak SMP. Aku  tak bisa mengendalikan emosi dan mulutku dan malah menyakiti hati mereka.







Aku menyesal karna mengabaikan nasehat-nasehat dari abang yang sebenarnya sangat berguna untukku. aku selalu merasa lebih benar daripada abangku. Aku selalu menyusahkan dia. padahal dia rela menunggu untuk menjemputku. Seringkali dia menunggu aku yang pulang les maghrib padahal dia seharusnya sudah pulang sejak jam 1 siang. Dia rela menungguku dan aku tak pernah bisa membalas kebaikan abangku itu. dia selalu mengalah padaku padahal terkadang aku yang salah.







Aku menyesal karna aku tak dapat mengenal kakakku dengan lebih baik, tak mendengarkan cerita-ceritanya, tak menghubunginya setiap hari. aku menyesal terkadang aku lupa pada kakak. Kakak juga sama seperti abang, mengalah untukku. aku sangat merindukan kakak. aku sedih tak dapat menemaninya saat ia susah, tak mendengar cerita sehari-harinya di rantau sana, tak dapat menghiburnya saat ia punya masalah.







Aku menyesal, sangat menyesal pada Ayah. Aku menyesal karna tak dapat membuatnya bangga. Aku menghabiskan uang yang dicarinya susah payah untuk hal-hal yang terkadang tak perlu. Aku tak dapat berprestasi dan malah membuat keningnya berkerut melihat nilai-nilaiku. Aku menyesal membuat ayah pulang larut malam untuk memberikan semua fasilitas yang kusia-siakan ini. aku menyesal karna tak dapat menjadi anak yang baik. Aku menyesal membuat ayah tak punya waktu istirahat.







Terlebih lagi, aku menyesal tak bisa jadi anak yang baik buat mama. Selalu menyusahkan mama. Membuat mama mengerjakan semuanya sendiri. Segala perkataanku yang menyakiti perasaan mama. Menolak untuk membantu mama yang sedang kesusahan. Mama tetap menolongku. Mama juga memotivasiku untuk tetap berusaha meski aku sudah jatuh sejatuh-jatuhnya. Aku menyesal membuat mama pusing, tak dapat memijit mama, tak dapat merawat mama dengan baik. Tak dapat membantu pekerjaan rumah.







Tapi, penyesalanku yang paling besar adalah diriku ini. aku menyesal tidak merawat tubuhku dengan lebih baik. Aku menyesal menjadi terlalu keras pada diriku ini. aku menyesal tidak memanfaatkan waktuku dengan baik dan terus menerus membuat diriku jatuh. Aku sangat menyesal selalu menjadi ruh yang buruk terhadap tuhannya. Aku menyesal jarang berdoa, jarang bersyukur, membuat penyakit mau bersarang di tubuhku. Harusnya aku jadi lebih baik pada diriku sendiri.



Waktuku semakin sedikit, dan seharusnya aku sudah harus jadi lebih baik. Tapi aku malah jadi lebih buruk. Aku menyesali semuanya. Seandainya aku bisa, aku ingin mengulangi waktu. aku ingin memperbaiki kesalahan-kesalahanku. Aku berharap dapat punya waktu lebih, yang dapat kubagi-bagi untuk teman,sahabat, keluarga dan untuk belajar. aku tak ingin menyusahkan orang. 17 tahun sudah hampir tiba. Saatnya aku untuk jadi lebih dewasa. Penyesalan ini biarlah jadi pemicu dan mengingat bagiku, agar aku tak menyia-nyiakan waktuku lagi. semoga kedepannya aku dapat memakai waktuku dengan lebih baik.amin. bismillah
Penasaran? Lanjut.. »»  

Minggu, 12 Oktober 2014

A lot of thing



Hari ini aku memikirkan banyak hal yang rasanya pengen banget  dimasukkin ke blog tapi rasanya gak bisa dijadikan beberapa postingan. Jadi kuceritakan secara garis besarnya aja ya.

1.      Aku memikirkan tentang ulang tahunku yang sebentar lagi. tandanya, aku udah dewasa. Gimana cara merayakan ultahku yang ke17 nanti? aku harus apa? bagaimana cara memperbaiki diriku?  Masih banyak hal yang belum aku benahi, sedangkan waktuku pun makin menipis.
2.      Aku memikirkan tentang De javu segera setelah mempelajari DNA. Kalau tubuh kita ini adalah warisan dari orang tua, bukan nggak mungkin kalau kita mewarisi memori orang tua atau bahkan kakek/ nenek buyut kita! Konsepnya sama seperti DNA, dimana kita mewarisi DNA yang sama dari orang tua kita. Lantas, kalau peristiwa penurunan memori dari orang tua kita itu beneran ada, berarti kita udah bisa menjelaskan De Javu, dan De javu bukan misteri lagi. karna ternyata dejavu itu berasal dari memori orang-orang sebelum kita yang mereka wariskan kepada kita. Kenapa nggak mungkin memori dalam bentuk sinyal-sinyal listrik atau kode tertentu terwariskan ke kita?
3.      Aku juga memikirkan, kalau UFO itu mungkin aja sebenarnya nggak ada. Tapi bukan berarti nggak ada makhluk lain di luar bumi. Ada, tapi kemungkinan mereka belum berhasil ke bumi. Kecuali Men in Black bener-bener ada, kemungkinan untuk mereka bisa datang ke bumi tanpa terlihat oleh siapapun  di masa sekarang ini benar-benar kecil.
Coba bayangkan, mereka datang sekali, kita asumsikan aja yang sekali ini kebetulan dia nggak ketahuan. Pasti mereka mengirim pesawat lagi karna misi pertama berhasil, kalau mereka terus mengirim pesawat dan tak pernah mendarat, itu aneh kan? Tapi lebih aneh lagi kalau mereka mendarat tanpa bisa terdeteksi teknologi-teknologi canggih di bumi ini kan? Kita asumsikan kalau amerika sudah tau dan memutuskan untuk merahasiakan hal tersebut dan mungkin menyembunyikan segala bukti tentang itu, apa kamu yakin kalau UFO-UFO itu hanya berkeliaran dia atas langit Amerika saja? apa mereka nggak pernah melewati dan mendarat di Indonesia? Dan kalau mereka pernah mendarat di Indonesia, dengan tujuan penelitian, pasti mereka akan turun dari pesawatnya, mungkin memeriksa tanah, udara atau apapun hal tentang bumi, apa saat itu tidak ada satu orangpun yang melihat? Kemungkinannya itu sangat kecil.

Jadi aku agak skeptis kalau Alien pernah ada di bumi. Tapi aku punya teori yang mungkin lebih menarik dari itu. mungkin aja alien itu merupakan manusia masa depan yang sudah tinggal di Planet lain dan berubah bentuk dan cara kerja tubuhnya karna pengaruh lingkungan baru. jadi ini  bukan bentuk evolusi, tapi penyesuaian dengan lingkungan.untuk pergi ke Planet itu kan butuh waktu yang lama, dan untuk kembali ke bumi pun butuh waktu yang sama lamanya. Makanya, akibat perbedaan waktu yang terjadi, mereka yang berhasil mengunjungi bumi akan sadar kalau ternyata waktu yang mereka habiskan untuk menuju bumi adalah 1 abad atau 2 abad waktu di bumi.

Maksudnya gini, kalau di bumi sudah 1 abad, mungkin di planet mereka masih berlangsung satu bulan. Mungkin pengaruh Bintang di planet mereka, atau apapun yang menyebabkan waktu berjalan lambat di planet mereka. Itu teoriku yang mungkin sudah pernah dipikirkan orang, entahlah.yang pasti, disini tidak ada mesin waktu, jadi mereka bukannya kembali ke masa lalu atau apa, tapi mereka terkena prose salami dari alam semesta. Bagaimanapun itu hanya pikiranku yang liar. Mungkin nggak?
Penasaran? Lanjut.. »»  
Tujuanku adalah menciptakan masa depan
Protected by Copyscape Web Plagiarism Finder