Kamis, 01 Mei 2014

Boleh Kagumi Orang Sukses?

belakangan ini, aku udah insyaf buat mengagumi orang-orang hebat. ini juga berdasarkan pengalaman sendiri. kadang, aku terlalu mengagumi dia sampai aku kira dia orang paling sempurna, atau paling tidak dia tipe orang paling sempurna berdasarkan pemikiranku. tapi akhirnya, ketika aku sudah mulai dekat dengan orang itu, memang dia nggak sehebat yang pernah kubayangkan. dan bahkan, sangat berbanding terbalik.

ya, memang mungkin seorang intelek itu tak pernah benar-benar bisa sederhana. sedangkan aku selalu berpikir kalau mereka itu orangnya sederhana. aku yang salah, terlalu naif dengan dunia ini. berpikir kalau semua yang ada di dunia ini adalah baik. jelas itu salah. jelas aku tak dapat mengagumi orang hanya karna dia sukses.

iya, seperti contoh gampangnya, aku pernah hampir mengagumi Chairul Tanjung sampai YKS (acara goyang-goyangan, agak frontal) ditayangkan. kenapa acara seperti itu lolos-acara yang lebih banyak mudharatnya itu? dia kan pemiliknya. dia kan orang baik, dia kan orang yang punya cita-cita mulia, dia kan yang punya CT foundation-sekolah gratis untuk anak tak mampu itu? tapi akhirnya aku sadar. kalau dia juga manusia biasa, di matanya mungkin itu udah tayangan terbagus yang dapat ditayangkan trans TV. atau mungkin di matanya itu tayangan terbagus yang bisa menarik penonton ke trans TV-dan memenuhi kantongnya yang sudah tebal itu. atau, itu adalah strategi dari orang jahat lainnya- yang mungkin sama seperti alasan di atas, ingin menaikkan popularitas Televisinya. ahh entahlah. itu masalah mereka. aku tak perlu mengurusi itu. yang penting  bagiku, aku belajar. belajar untuk tak langsung dengan mudahnya mengagumi orang. atau kalaupun mengagumi, tak harus terlalu buat dia seperti orang sempurna. karna bagaimanapun, dia juga manusia. dia juga bisa berbuat salah. jadi, sekarang lebih baik aku yang membuat diriku jadi lebih baik. supaya aku bisa mengagumi dan bersyukur sama diriku sendiri
Penasaran? Lanjut.. »»  

menolong jangan bilang-bilang

ini serius. berdasarkan pengalaman aku sendiri. kalau kita ingin menolong orang, lebih baik nggak usah bilang-bilang. karna, manusia sekarang selalu cari keuntungan dari manusia lainnya. sekali satu orang ditolong dan orang yang lain tahu, orang lain itu juga bakal minta tolong sama kita. dan ketika dia kita tolong, orang yang lainnya datang lagi, begitu seterusnya sampai akhirnya kita gak bisa bantu lagi. tapi, orang tak akan pernah coba mengerti. kalau kita tak mau menolongnya, dia akan mulai mengatain kita sombong, pelit, dan kata-kata kasar lain. kita disalahkan, kalau bukan karna kita yang nggak mau nolongin, dia pasti ga bakal jadi kayak gini. terus disalahkan. padahal kita udah berusaha buat bantu. dan itu sebabnya apa? karna banyak yang tahu kalau kita nolongin orang. orang tahu kalau kita bisa diminta tolongin, kalau kita ngga sanggup nolak. jadi, orang bakal mengejar-ngejar orang kayak gini. resiko paling fatal, kalau mereka tau kita nolongin orang lain dan nggak mau nolongin dia, kita bakal kehilangan nyawa. hebat, kan?

jadi, kesimpulan dari posting singkatku ini, kalau menolong orang, untuk keselamatan dan keamanan diri kita sendiri, lebih baik kalau kita sanggup menolong dia, dilakukan diam-diam. dia nggak perlu tau kalau kita menolong dia. dan memang nggak perlu seorangpun tahu tentang apa yang kita lakukan. cukup Allah dan kau yang tau itu. orang sekarang nekat-nekat. kebaikan terang-terangan entah kenapa bisa berbuah kejahatan dan bahkan pembunuhan. jadi, waspadalah-waspadalah #Apasih

UFO-Ulfah Oktarida Sihaloho
perempuan yang mengubah dunia
Penasaran? Lanjut.. »»  

sejarahku memakai jilbab

hari ini aku pengen bahas hal yang agak beda. ya beda, karna hal ini memang bener-bener banyak ditanya sama temen-temenku. dan jujur, aku bukan orang yang bagus mengungkapkan sesuatu lewat kata-kata. jadi, sering kali aku cuma jawab "karna memang aku suka" gitu aja. padahal ceritanya lebih panjang dari itu, walaupun berhubungan dengan kata itu. 
cantik kan? sumber
"fa, kau kenapa pake jilbab kayak gitu?" udah nggak asing lagi di telingaku. udah banyak banget temenku yang nanya kayak gitu. dan aku bingung jawabnya apa. jadi, aku ceritakan aja disini. mana tau ada yang tergugah hatinya setelah baca kan? hehe.

sebenarnya, dari kecil itu aku udah nggak suka pake baju yang terbuka dan kecil. itu kudapat karna terbiasa. dulu, ayahku selalu bawa oleh-oleh baju setiap dia pergi ke luar kota untuk kerja. dan baju-baju yang dibelinya untukku itu, selalu ada 2 unsur di dalamnya. yang pertama, selalu model baju laki-laki. dan yang 
kedua, selalu yang kebesaran. aku ingat mamaku selalu marah-marah kalau ayahku membelikan aku baju yang kebesaran. yah memang kuakui, kadang-kadang kebesarannya itu tak dapat di tolerir. tapi toh aku make juga dan suka dengan baju itu. seiring waktu berlalu, aku mulai terbiasa memakai baju kebesaran, dan akhirnya itu terbawa sampai sekarang, dimana saat setiap orang selalu mencari ukuran yang pas, aku malah terbiasa buat nyari baju yang lebih besar satu nomor.

nah, cerita selanjutnya, sejak kecil memang aku suka banget sama yang namanya pake jilbab, walaupun SD aku nggak make jilbab. TKku itu TK islam sederhana dekat rumah. jadi, disitu aku udah mulai dilatih untuk pake jilbab. terbiasa untuk ga merasa panas, terbiasa untuk menganggap jilbab hal biasa. memang rupanya di masa depan ini berguna juga, karna dari ini jugalah aku jadi terbiasa pake jilbab.

terus di SD memang aku nggak pake jilbab, cuma udah ada ambisi buat di SMP aku harus pake jilbab. karna entah kenapa, aku sukaa banget ngeliat orang yang pake jilbab. apalagi yang besar dan pakai rok. rasanya mereka manis-manis banget. disini yang jadi inspirasi terbesarku adalah kakakku. karna aku kagum berat liat dia yang memang cantik banget pake jilbab. ngeliat juga teman-teman kakakku yang  sama kayak dia, akhwat (sebutan perempuan muslim) buat aku makin kebelet pake jilbab. 

SMP, aku mulai pake jilbab. dan memang aku lumayan konsisten pake jilbab di smp. walaupun di rumah aku masih belum pake jilbab, tapi aku ingat bahwa aku cuma pernah 3 kali buka jilbab di SMP, 2 kali waktu renang, satu kali foto ijazah (sampe sekarang aku bingung, kenapa foto ijazah harus buka jilbab, sementara foto paspor gapapa pake jilbab. kenapa harus buka? aneh.). itupun waktunya ga lama kali, karna sebenarnya dari SMP aku udah niat buat make jilbab.

dan di SMA ini, barulah aku ketemu dengan ekskul rohis kakakku yang dulu membuatku terkagum-kagum, AL-FARIS. aku beneran masuk. dan disinilah aku sekarang, dengan jilbab 'kain kafan' yang menutupi rambutku. banyak yang mengejek? banyak. bikin ribet? jelas. buktinya, saat beberapa waktu lalu kelas kami buat pagelaran, bisa dibilang aku yang paling nyusahin kelompokku karna aku sendiri yang pake rok dengan jilbab panjang kurang panjang. mereka ngeluh. katanya, terlalu berlebihan. aku nggak mau jilbabku dipendekin, aku nggak mau jilbabnya di taruh di bahu, aku nggak mau jilbab di-ikat-ikat, aku nggak mau lepas kaos kaki. kata mereka, aku ini kurang solidaritasnya. segala macam keluhan diam-diam mereka bicarakan, aku tahu semua yang mereka bilang. tentang betapa pusingnya mereka ngeliat aku. tapi, inilah konsekuensi yang harus kuterima untuk mempertahankan jilbab ini. toh, aku nggak akan mati gara-gara jilbab ini,kan? kondisi pagelaran ini kata mereka cukup mendesak buat ngebuka jilbab. tapi menurutku, ini nggak lebih mendesak dari para perempuan dulu, yang gegara pake jilbab harus dibakar, dikubur hidup-hidup, di timpa batu panas,  di koyakkan bagian tubuh kanan-kirinya. itu baru berat. cobaanku masih tergolong ringan. jadi, nggak ada alasanku buat melepas jilbab ini.

lagianpun, setelah kupikir-pikir lagi, banyak banget kemuliaan memakai jilbab ini. aku jadi lebih dihormati sama teman laki-lakiku. terus, kalo biasanya abang preman yang ngeliat cewe lewat di depannya bilang "ssst..sst... hai cewe" kali ini mereka nggak bilang gitu lagi, melainkan bilang "assalammualaykum ustadzah". haha. begitupun dengan anak-anak bandel yang ada di sekolahku. "assalammualaykum" itu jauh lebih baik daripada digodain atau di dekatin abang preman. jilbab ini buat banyak cewe iri. haha. dan memakai jilbab itu rupanya nggak panas. malah adem. 

terus, gegara jilbab ini aku juga jadi jaga sikap, mengingat penilaian orang akan jadi lebih detail daripada sebelum aku pake jilbab besar. maksudnya, kalau orang yang berjilbab besar ini, salah dikit pasti jadi fenomenal banget dan dicela orang. padahal kami ini berusaha buat jadi lebih baik, bukannya memang udah jadi baik. tapi yah begitulah realita.

oh iya, aku cukup miris juga tapi dengan cewek-cewek yang pake jilbab tapi tetep telanjang, yang belakangan ini udah dimasukin juga foto-fotonya di situs-situs porno. jadi, sekarang wanita berjilbab juga udah ada foto pornonya. astaghfirullah.. tapi setelah kulihat-lihat lagi, memang banyak banget perempuan berjilbab yang masih pake celana ketat dipadukan dengan atasan yang pendek dan ketat, sehingga bagian-bagian tubuhnya yang menonjol masih terlihat bahkan jadi seperti nggak pakai apa-apa. bentuk original. nggak ngerti ini orang memang bodinya yang bodi gitar atau dia memang sengaja buat mancing laki-laki. udah gitu, jilbab pun jilbab sekedar yang masih dibawah standar buat nutupin dada. jadilah, komplikasi dan menciptakan tren baru, tren jilbab porno. 

orang-orang yang mengoleksi foto jilbab porno ini mencari foto-foto dari media sosial, yang dilihatnya seksi dan berbentuk bakal di masukin ke situsnya. jadi, buat cewe-cewe, harap hati hati mempostig foto. eh salah, maksudnya hati-hati dalam memilih baju. jangan sampai foto kamu jadi foto jilbab porno berikutnya!

UFO-Ulfah Oktarida Sihaloho
perempuan yang mengubah dunia



Penasaran? Lanjut.. »»  
Tujuanku adalah menciptakan masa depan
Protected by Copyscape Web Plagiarism Finder