Sabtu, 15 November 2014

Nonton Vertical Limit

apa kabar readers semuanya? sehat? kalo gue lagi sakit. sakit batuk, pilek, sedikit budeg dan lain-lain #UhukUhuk. nggak bisa gue pungkiri, ini semua berhubungan sama sindrom kelas tiga SMA. ini dimulai sejak negara api menyerang. gue mulai mudah kecapekan. gue pernah sekali ikutin saran guru gue, buat minum vitamin C setiap hari, tapi setelah 4 hari gue hentikan karna takut keracunan. obat diminum kalau lagi sakit, kalau gak sakit untuk apa minum obat? prinsip gue itu insya allah masih gue pegang jadi gue kagak minum vit. C lagi..

semalem gue nonton vertical limit. ceritanya tentang sebuah keluarga pecinta panjat tebing. disini ada adiknya, abangnya dan ayahnya. kenapa gak pake namanya? karna gue lupa. males nyarinya di google. googling sendiri aja ya. mereka ini suka banget manjat tebing. suatu hari terjadi insiden dimana pendakit diatas mereka jatuh, dan tali pengait si pendakit terkait di bawah mereka (gue nggak terlalu lihat detailnya, sih) sehingga membuat tali pengait mereka juga mau jatuh. nggak lama kemudian, sua pendaki yang tadi tertahan jatuh. tinggallah mereka terkait sama satu tali pengait punya si adik. jadi posisinya si adiknya paling atas, si abangnya di tengah dan si ayah di bawah. mereka cuma terhubung sama satu tali, yaitu talinya si adik yang udah nggak kuat buat nahan mereka bertiga.

saat talinya udah hampir jatuh, si ayah tetiba memberi instruksi sama si abang. diia nyuruh si abang buat mengeluarkan pisau dari dalam tasnya dan memotong tali yang menghubungkan ayahnya. si abangnya jelas nggak mau, dan si adik juga nggak mau. ayahnya terus-terus marah dan menekan si abang. akhirnya, karna keadaan dan keterpaksaan, si abang memotong tali dan innalillahilah si ayah mereka.

pause dulu sampe disini. jelas, ceritanya menegangkan banget. nafas gue sampe tertahan ngeliatnya. nggak ding, idung gue emang mampet makanya nggak bisa nafas. tapi di cerita awal ini udah ada hikmah yang bisa di dapat kan? kalau orang tua itu melakukan apa saja buat hidup anaknya. satu hikmah lagi, dalam keadaan super darurat begitu keputusan harus dibuat. kita harus berpikir cepat dan tepat. mungkin di kondisi yang begitu hal itulah yang paling benar dilakukan untuk ayahnya, walaupun harus mengorbankan nyawanya sendiri demi anak-anaknya. dan katanya sih, ini bukan cuma terjadi di film aja. pernah juga terjadi dan diabadikan di sebuah buku. selengkapnya googling aja yah.

iyak, lanjut. jadi skip-skip satu tahun setelah kejadian, si abang udah jadi fotografer alam, dan si adik meneruskan cita-cita ayahnya untuk mendaki gunung tertinggi di dunia. suatu hari, ada seorang milyader yang menantang orang-orang untuk mendaki pegunungan himalaya. si adik jadi salah satu orangnya. sialnya, di saat penting ini gue malah ketiduran. jadi gue nggak tau apa yang terjadi, kejadian terskip sampe adeknya udah terjebak di tempat yang semuanya terdiri dari es, kayak gua gitu bersama 2 orang lainnya. kan sial. gue udah nyari di internet tapi nggak ketemu.

oh iya, gue belum cerita. ternyata si adik dan abang ini udah nggak ngomongan lagi selama satu tahun. sia adik merasa benci sama abangnya yang dirasanya udah membuat keputusan yang salah sedangkan si abang terus-menerus dihantui rasa bersalah sampe nggak berani lagi mendaki gunung ataupun memanjat tebing. tapi berita adiknya terjebak dan persediaan makanannya tinggal beberapa jam lagi membuat si abang menghilangkan semua rasa takutnya dan membuat tim untuk menyelamatkan adiknya.

misi penyelamatannya keren. terdiri dari beberapa tim. yang paling aku ingat seorang muslim pakistan yang dia bela-belain shalat padahal cuaca dan tempatnya sangat nggak mendukung. kawannya awalnya marah "kau masih sempat shalat di keadaan seperti ini? kalau tuhanmu itu baik dia pasti maklum sama kita sekarang" tapi dia cuma diam aja sambil tersenyum melihat si kawan, dan si kawan ini akhirnya bilang "aku mau nunggu kamu karna aku percaya sama tuhanmu." keren itu.

ada juga seorang perawat yang namanya kalau nggak salah monique (aku cuma tau nama dia doang) yang akhirnya sama si abang (yak ternyata nama si abang itu peter!). dia berusaha banget menyelamatkan rekan se timnya yang ternyata setelah ditolongin capek-capek sampe si moniq sendiri hampir mati jatuh dari jurang, pas si kawan berhasil naik ke atas tebing dia malah ninggalin moniq. sayang, murka tuhan datang. badai salju hasil dari bom yang harusnya mereka bawa untuk menyelamatkan malah jadi boomerang. si kawan mati, moniq selamat. wuahahaha.

cerita selanjutnya datang dari pemanjat tebing legendaris yang gue juga nggak tahu namanya siapa, menemukan mayat istrinya setelah berpuluh tahun lamanya. ada lagi cerita dari si muslim pakistan yang akhirnya wafat gegara bom itu juga. pokoknya ceritanya keren deh. sayang, gue cuma berhasil nonton sampe jam 10 lewat 15. selanjutnya gue mutusin buat tidur karna besoknya gue masih harus sekolah. dan ternyata, nggak ada review yang cukup lengkap untuk menggambarkan itu film. nanti muslim liburan rencananya gue mau download itu film. doakan aja deh gue sempet, biar ini tulisan gue lanjutin. segini dulu ya tulisannya. capek. bye!!



Penasaran? Lanjut.. »»  
Tujuanku adalah menciptakan masa depan
Protected by Copyscape Web Plagiarism Finder