Senin, 13 Oktober 2014

Road to 17th: Sorry.



Nggak terasa, waktu terus berlari meninggalkanku di belakangnya. Sekarang, tinggal menghitung hari sampai akhirnya aku resmi dikatakan orang dewasa. Yang berarti aku dianggap pemikirannya sudah matang dan juga sudah mampu untuk memutuskan mana yang baik atau buruk. Perasaanku? Campur aduk. Senang, lebih banyak cemasnya. Bahkan kerap kali aku terbangun di tengah malam, memikirkan diriku yang sampai sekarang belum jadi apa-apa.

Lebih banyak lagi perasaan menyesal yang datang di setiap hariku, walaupun aku sudah mencoba untuk mengikhlaskan semuanya. Menyesal karna aku belum mampu melakukan apapun dan menyesal karna telah kehilangan banyak hal baik dalam hidupku.  Kadang aku ingin berteriak dan menangis seperti anak kecil. “Kembalikan semua yang dulu ada padaku! Kembalikan!” aku sangat ingin mengucapkan itu, tapi aku tahu pasti, hidup tetap terus berjalan baik aku suka maupun tidak, dan masalah akan selalu ada dalam hidup.

Aku menyesal telah kehilangan teman-teman liqo’ku. Sekarang aku sudah tidak terlalu akrab lagi dengan mereka. Padahal aku tahu, mereka sahabat yang kudapatkan di SMA ini. mereka selalu menerimaku, apapun keadaanku. Baik saat susah maupun senang, selalu tetap tersenyum walau sebesar apapun kesalahanku.

Aku menyesal meninggalkan beban yang berat untuk adik-adikku di ekskul IT. Aku sudah jadi seorang kakak yang tidak bertanggung jawab. Meninggalkan mereka di awang-awang, dan fokus pada diriku sendiri. Tidak memberi contoh apapun dan Membiarkan mereka memegang tanggung jawab yang besar tanpa tahu tugas mereka yang sebenarnya.

Aku menyesal membuat banyak kerjaan untuk guru-guruku akibat nilaiku yang sangat parah. Aku menyesal menambah beban mereka. Aku menyesal tak dapat jadi murid yang pintar. Aku malah terseok-seok. Aku sudah berusaha, aku berlari sampai terluka kakiku dan aku terjatuh, sementara temanku yang lain sudah lari sangat jauh. Aku menyesal tak dapat ikut berlomba seperti teman-temanku. Aku menyesal membuat guruku kecewa. Terlebih satu guru, yang aku rasa akan aku ingat seumur hidupku. Dia mengatakan padaku untuk tak berputus asa meski aku menyusahkan dia, membuat kerjaanya bertambah. Dia kelihatan tak keberatan, padahal semua guru menekanku. Dia tetap tersenyum. Aku menyesal tidak berusaha lebih keras.



Aku juga telah meninggalkan adik-adikku di Alfaris yang harusnya sekarang dalam kondisi genting dan harusnya butuh bimbingan dan semangat dariku.



Aku juga, baru saja tadi, menyakiti hati temanku walaupun aku tak bermaksud melakukannya. Aku membentak mereka karna mereka masuk seenaknya dan membuat keributan saat kami sedang melaksanakan Try Out di bimbel. Aku tak menyesal karna menegur mereka tapi aku menyesal karna telah menyakiti hati temanku. Dan aku khawatir, ini menimbulkan dendam yang tak pernah berakhir. Padahal, di akhir masa SMA ku ini sebenarnya aku ingin menciptakan kenangan indah untuk kuingat, bukannya kenangan buruk atau malah membuat temanku sakit hati karnaku.



Aku juga sangat menyesal untuk segala kata-kataku yang terkadang menyakiti perasaan ke-4 sahabatku. Aku sangat menyesal, aku terkadang mengucapkan kata-kata yang membuat mereka terdiam. Aku tak bermaksud. Aku tak mau menyakiti hati mereka. Aku menyesal. Padahal mereka sahabatku sejak SMP. Aku  tak bisa mengendalikan emosi dan mulutku dan malah menyakiti hati mereka.







Aku menyesal karna mengabaikan nasehat-nasehat dari abang yang sebenarnya sangat berguna untukku. aku selalu merasa lebih benar daripada abangku. Aku selalu menyusahkan dia. padahal dia rela menunggu untuk menjemputku. Seringkali dia menunggu aku yang pulang les maghrib padahal dia seharusnya sudah pulang sejak jam 1 siang. Dia rela menungguku dan aku tak pernah bisa membalas kebaikan abangku itu. dia selalu mengalah padaku padahal terkadang aku yang salah.







Aku menyesal karna aku tak dapat mengenal kakakku dengan lebih baik, tak mendengarkan cerita-ceritanya, tak menghubunginya setiap hari. aku menyesal terkadang aku lupa pada kakak. Kakak juga sama seperti abang, mengalah untukku. aku sangat merindukan kakak. aku sedih tak dapat menemaninya saat ia susah, tak mendengar cerita sehari-harinya di rantau sana, tak dapat menghiburnya saat ia punya masalah.







Aku menyesal, sangat menyesal pada Ayah. Aku menyesal karna tak dapat membuatnya bangga. Aku menghabiskan uang yang dicarinya susah payah untuk hal-hal yang terkadang tak perlu. Aku tak dapat berprestasi dan malah membuat keningnya berkerut melihat nilai-nilaiku. Aku menyesal membuat ayah pulang larut malam untuk memberikan semua fasilitas yang kusia-siakan ini. aku menyesal karna tak dapat menjadi anak yang baik. Aku menyesal membuat ayah tak punya waktu istirahat.







Terlebih lagi, aku menyesal tak bisa jadi anak yang baik buat mama. Selalu menyusahkan mama. Membuat mama mengerjakan semuanya sendiri. Segala perkataanku yang menyakiti perasaan mama. Menolak untuk membantu mama yang sedang kesusahan. Mama tetap menolongku. Mama juga memotivasiku untuk tetap berusaha meski aku sudah jatuh sejatuh-jatuhnya. Aku menyesal membuat mama pusing, tak dapat memijit mama, tak dapat merawat mama dengan baik. Tak dapat membantu pekerjaan rumah.







Tapi, penyesalanku yang paling besar adalah diriku ini. aku menyesal tidak merawat tubuhku dengan lebih baik. Aku menyesal menjadi terlalu keras pada diriku ini. aku menyesal tidak memanfaatkan waktuku dengan baik dan terus menerus membuat diriku jatuh. Aku sangat menyesal selalu menjadi ruh yang buruk terhadap tuhannya. Aku menyesal jarang berdoa, jarang bersyukur, membuat penyakit mau bersarang di tubuhku. Harusnya aku jadi lebih baik pada diriku sendiri.



Waktuku semakin sedikit, dan seharusnya aku sudah harus jadi lebih baik. Tapi aku malah jadi lebih buruk. Aku menyesali semuanya. Seandainya aku bisa, aku ingin mengulangi waktu. aku ingin memperbaiki kesalahan-kesalahanku. Aku berharap dapat punya waktu lebih, yang dapat kubagi-bagi untuk teman,sahabat, keluarga dan untuk belajar. aku tak ingin menyusahkan orang. 17 tahun sudah hampir tiba. Saatnya aku untuk jadi lebih dewasa. Penyesalan ini biarlah jadi pemicu dan mengingat bagiku, agar aku tak menyia-nyiakan waktuku lagi. semoga kedepannya aku dapat memakai waktuku dengan lebih baik.amin. bismillah

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

assalāmu `alaykum~
untuk yang udah baca, wajib koment ya,, dan yang belum baca, wajib koment juga. yang suka tulisannya, wajib koment, dan yang ga suka juga, wajib komen. hehehe. makasih ya udah baca blog saya! oh iya, komennya ada syaratnya ya, gampang kok!!

1.tidak mengandung unsur SARA ataupun Pornografi. komentar apapun yang mengandung kedua unsur itu akan langsung admin hapus.
2. kalau bisa, berilah komentar yang membangun. kritik lebih tepatnya. saya memang suka pujian, tapi saya lebih memerlukan kritik agar saya bisa membuat blog saya lebih bagus. setiap kritik anda sangat berharga bagi saya.
3.tidak ada SPAMMER disini. oke?
4.tolong jangan berikan link hidup ataupun komentar yang berbau promosi suatu produk/barang/blog kalian. boleh kasih link tulisan blog kalian tapi yang memang berhubungan dengan tulisan yang saya tulis.
5.komentarlah dengan ikhlas. kalau mau saling follow, ada baiknya dikatakan melalui social media saja. social media saya ada di paling atas sebelah kiri blog ini.
6. dimohonkan kedewasaannya untuk menaati peraturan di blog ini, oke? makasih buat waktunya :D salam #Invasi!!

Tujuanku adalah menciptakan masa depan
Protected by Copyscape Web Plagiarism Finder